Sabtu, 06 April 2013

Angin

Salam pertama, yang tak terduga

Hawa marah menjadi perkenalan

Namun cepat mereda, menjadi musim yang baru

Hangat, teduh, rasa yang sampai saat ini tetap ada

 

Angin itu, terkadang kencang, kadang hilang

Datang dan pergi sesuka hati

Saat dicari, tak kunjung berjumpa

Ketika kaki mulai beranjak, entah mengapa berhembus lagi

 

Pelan...sayup

Perlahan namun pasti,

Bongkahan batupun terkikis jua

Menjadi debu, yang ingin ikut terbang dan menari

Sabtu, 21 Januari 2012

I've

Sederet gambar tertata apik
Berhiaskan bingkai dan kaca
Mata ini terpana
Kakiku terpaku

Terpangpang sepasang senyum
Bahagia yang tak terbendung
Seolah ia berkata ' hari ini milik kami'
Ya, bahkan saat itu dunia milik kalian

Mungkinkah hari itu tiba,
Tuk semua insan?
Saat dua menjadi satu
Setiap Adam kan temukan rusuknya

Belum tak berarti tidak
Memang berat,
Tapi aku mulai mengerti
Dan kurasakan, pilu

Selasa, 20 Desember 2011

Untuk Dia

Senyum manis
Wajah jelita,
Itulah yang mereka lihat
 
Celik sedih, derai tangis
Siapa yang tahu?


Firasat ini berkata,
Ada kejanggalan
Namun tak kuhiraukan
 
Saat datang hari sabat itu
Kau ungkapkan semua
Realita yang tak seindah kasat mata
 
Tak tersangka
Yah, tapi itulah adanya
Tiada yang boleh lemah disini
Terlebih kau
 
Walaupun sakit dan letih tubuhmu
Berat dan pilu langkahmu
Aku tetap sedia menemani

Don't be afraid, dear
I'll be there for you

Selasa, 02 Agustus 2011

Tulisan ini kupersembahkan untuk seseorang, agar ia yakin bahwa dirinya tetap berarti

Setiap kau torehkan tulisan dalam lembaran hidupmu, haruskah itu adalah hal-hal yang indah?
Bukankah setiap orang punya kesalahan
Entah apapun itu, yang jelas aku dan kau tak perlu peduli

Luka yang telah mengangga, akankah dapat sembuh?
Sang waktu yang akan menjawab
Namun, dirimu kan sembuh bukan karna hal itu telah lama berlalu
Bukan jua diukur lewat terlampau jauhnya jam, hari, tahun

Tapi waktu hanya akan menunjukkan hari saat pulihnya jiwamu
Siapa yang dapat mengobati lukamu?
Dirimu sendiri
Bukan aku, waktu, atau takdir sekalipun

Ingin berlari, untuk apa?
Tungkainmu sendiri yang akan letih
Batinmu yang kian menjadi

Tahukah kau, cacadnya dirimu akan menjadikanmu lebih kuat
Menjadi pribadi yang berbeda
Selangkah lebih dewasa dari yang lain

Keberadaan dirimu bukan karna kesalahan
Bunga di pinggir jalan pun tak bertanya, apakah peranku?
Tapi ia tetap tegar disitu
Bagaimana denganmu, yang dikelilingi mereka yang mengasihimu

Tak ada yang perlu disesali
Jika ingin menyesal, terlampau banyak untuk itu
Jalani saja yang ada
Buka lembaran baru, buatlah dongeng versimu sendiri

Hanya satu yang harus kita pegang
Pengharapan kan selalu ada
Sebab Ia takkan tidur, Dia sutradara di dunia
Takkan pernah meninggalkanmu
Semua akan menjadi indah, percayalah



Dalam gelap ada warna
Dalam isak ada canda
Dalam kelemahan ada kekuatan
Dalam  keputusasaan ada harapan


Seburuk apa pun kau sekarang, harapan kan selalu ada
Sehancur apapun dirimu, kau tetap berarti

Senin, 11 Juli 2011

Rana

Ingin rasanya mulut ini mencerca, mencari kata-kata paling kejam tuk kulontarkan. Karna hanya rasa sakitlah yang kudapat. Namun, siapa yang peduli? Apa setiap rasa peduliku mereka tanggapi?
"Jangan jadi pahlawan kesiangan untuk orang lain, jadi kuat dulu baru nolong orang lain".
Tersentil rasanya akan kalimat itu. Namun tak sepenuhnya kusetuju, dan tak bisa kubilang salah juga. Apa memang dari dasarnya aku ini orang aneh, untuk apa terus memikirkan perasaan orang lain yang jelas-jelas tidak menghargaimu. Buang-buang energi, capek batin!! Dan itulah sisi aneh dari diriku (dalam kasus ini antara aneh dan bodoh itu beda tipis).
Tapi apa yang bisa kuperbuat, yang kumau hanya orang terdekatku tidak melakukan hal yang buruk. Apa ini terlalu berlebihan? Atau mungkin mereka yang mencoba mempermainkanku? Entahlah yang jelas aku sudah cukup capek, lelah, cukup.
Haruskah kuberubah menjadi seseorang yang lain, menghilangkan jati diriku yang sekarang.Malam itu aku tak dapat berbuat banyak, kuputuskan untuk berhenti. Mencoba sedikit membekukan hati. Stress melanda kala itu. Entah memang karena mereka atau aku yang bingung akan diriku sendiri, kurasa keduanya.
Yang bisa kulakukan sekarang hanya  meratap diri sendiri. Hingga pada akhirnya mata ini lelah mengeluarkan isinya, dan aku pun terlelap.


Kulihat kejadian itu
Jelas dalam mimpi 

kejadian yang membuatku terpingkal
Jika kumengingatnya

Lucu, konyol

Dan apabila hal itu terjadi

Aku bisa terkena............


Serangan Jantung 

Kamis, 07 Juli 2011

01.54 - 4 juli 2011

Tak banyak yang dapat mengungkapkan rasa ini
Makna yang ada tak cukup tuk lukiskan semua
Kekaguman yang tak dapat kujelaskan
Walau tangan ini sadar, sejauh apapun menggapai tetap mustahil tuk meraih
Mungkin bukan lewat alam nyata
Mungkin dalam mimpi semata
Sedikit saja, pantaskah?