Angin
Salam pertama, yang tak terduga
Hawa marah menjadi perkenalan
Namun cepat mereda, menjadi musim yang baru
Hangat, teduh, rasa yang sampai saat ini tetap ada
Angin itu, terkadang kencang, kadang hilang
Datang dan pergi sesuka hati
Saat dicari, tak kunjung berjumpa
Ketika kaki mulai beranjak, entah mengapa berhembus lagi
Pelan...sayup
Perlahan namun pasti,
Bongkahan batupun terkikis jua
Menjadi debu, yang ingin ikut terbang dan menari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar